Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional, Pilih yang Mana?
Pelajari perbedaan saham syariah dan konvensional, mulai dari proses transaksi, orientasi keuntungan, aset perusahaan, hingga relasi dengan nasabah.
Di dunia investasi saham, ada dua jalur yang berbeda yang dapat Anda pilih, masing-masing membawa prinsip dan pandangan unik tentang bagaimana Anda harus membangun portofolio keuangan Anda. Saham syariah dan saham konvensional, keduanya menawarkan peluang dan tantangan yang berbeda. Sebagai seorang investor, pemahaman mendalam tentang perbedaan antara keduanya adalah kunci untuk membuat keputusan yang cerdas dan sesuai dengan nilai serta tujuan keuangan Anda.
Saham syariah adalah saham yang memenuhi kriteria syariah, yaitu prinsip-prinsip hukum Islam yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk bisnis dan keuangan. Saham syariah harus berasal dari perusahaan yang menjalankan usaha yang halal, tidak berhubungan dengan riba, gharar, maysir, atau zina, dan tidak melanggar norma-norma etika dan moral yang diakui oleh Islam. Saham syariah juga harus mematuhi batasan-batasan tertentu mengenai rasio utang, pendapatan bunga, dan aset tidak lancar.
Saham konvensional adalah saham yang tidak terikat oleh kriteria syariah, melainkan oleh regulasi pasar modal dan hukum positif yang berlaku. Saham konvensional dapat berasal dari perusahaan yang menjalankan usaha yang haram, berhubungan dengan riba, gharar, maysir, atau zina, atau melanggar norma-norma etika dan moral yang diakui oleh masyarakat umum. Saham konvensional tidak memiliki batasan-batasan tertentu mengenai rasio utang, pendapatan bunga, dan aset tidak lancar.
Lalu, apa saja perbedaan saham syariah dan konvensional yang perlu Anda ketahui? Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat membantu Anda memahami perbedaan keduanya:
1. Proses Transaksi
Salah satu perbedaan saham syariah dan konvensional adalah proses transaksi yang dilakukan oleh investor. Dalam saham syariah, investor harus melakukan transaksi secara langsung, tanpa perantara, dan tanpa penundaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari praktik riba, yaitu pemberian atau penerimaan tambahan di luar pokok pinjaman atau jual beli, yang diharamkan oleh Islam. Investor saham syariah juga harus melakukan transaksi dengan harga yang jelas, adil, dan tidak merugikan pihak lain.
Dalam saham konvensional, investor dapat melakukan transaksi secara tidak langsung, dengan perantara, dan dengan penundaan. Hal ini memungkinkan investor untuk memanfaatkan peluang pasar, mengambil keuntungan dari selisih harga, dan mengurangi risiko. Investor saham konvensional juga dapat melakukan transaksi dengan harga yang tidak jelas, tidak adil, dan merugikan pihak lain, asalkan tidak melanggar hukum.
2. Orientasi Keuntungan
Perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya adalah orientasi keuntungan yang diharapkan oleh investor. Dalam saham syariah, investor harus memiliki orientasi keuntungan yang seimbang, yaitu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Hal ini karena investor saham syariah harus membagi keuntungan dan kerugian dengan pihak lain secara proporsional, sesuai dengan kontribusi masing-masing. Investor saham syariah juga harus memiliki orientasi keuntungan yang beretika, yaitu tidak mengorbankan nilai-nilai moral dan sosial demi keuntungan materi.
Dalam saham konvensional, investor dapat memiliki orientasi keuntungan yang maksimal, yaitu sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya. Hal ini karena investor saham konvensional tidak harus membagi keuntungan dan kerugian dengan pihak lain, melainkan hanya bertanggung jawab atas modal yang diinvestasikan. Investor saham konvensional juga dapat memiliki orientasi keuntungan yang pragmatis, yaitu mengabaikan nilai-nilai moral dan sosial demi keuntungan materi.
3. Aset Perusahaan
Perbedaan saham syariah dan konvensional berikutnya adalah aset perusahaan yang menjadi sumber pendapatan bagi investor. Dalam saham syariah, investor harus memilih saham dari perusahaan yang memiliki aset riil, yaitu aset yang berwujud, bernilai, dan dapat dipertanggungjawabkan. Aset riil dapat berupa barang, jasa, atau hak milik yang dapat dijual, disewakan, atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset riil juga harus halal, yaitu tidak bertentangan dengan syariah.
Dalam saham konvensional, investor dapat memilih saham dari perusahaan yang memiliki aset tidak riil, yaitu aset yang tidak berwujud, tidak bernilai, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Aset tidak riil dapat berupa uang, surat berharga, atau hak klaim yang dapat ditukar, diperdagangkan, atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset tidak riil juga dapat haram, yaitu bertentangan dengan syariah.
Baca Juga: Saham vs Reksadana: Apa Saja Perbedaannya?
4. Relasi dengan Nasabah
Perbedaan saham syariah dan konvensional terakhir adalah relasi dengan nasabah yang dibangun oleh investor. Dalam saham syariah, investor harus menjalin relasi dengan nasabah yang bersifat kemitraan, yaitu berdasarkan pada prinsip saling menguntungkan, saling membantu, dan saling menghormati. Investor saham syariah harus memperlakukan nasabah sebagai mitra, bukan sebagai objek. Investor saham syariah juga harus menjaga kepercayaan, kejujuran, dan kesejahteraan nasabah.
Dalam saham konvensional, investor dapat menjalin relasi dengan nasabah yang bersifat kompetitif, yaitu berdasarkan pada prinsip saling mengalahkan, saling mengeksploitasi, dan saling menipu. Investor saham konvensional dapat memperlakukan nasabah sebagai objek, bukan sebagai mitra. Investor saham konvensional juga dapat mengabaikan kepercayaan, kejujuran, dan kesejahteraan nasabah.
Perbedaan saham syariah dan konvensional sangatlah signifikan, baik dari segi proses transaksi, orientasi keuntungan, aset perusahaan, maupun relasi dengan nasabah. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan pandangan dan nilai yang mendasari kedua jenis saham tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang investor, Anda harus mempertimbangkan perbedaan ini dengan cermat dan bijak, agar dapat memilih saham yang sesuai dengan preferensi, kebutuhan, dan tujuan Anda.
Jika Anda ingin belajar lebih lanjut tentang investasi saham, Anda dapat mengunjungi website Recompound untuk informasi lebih lanjut. Recompound adalah platform berbasis teknologi yang akan memberikan informasi dan analisis saham untuk membantu Anda mengambil keputusan investasi terbaik. Anda juga dapat mendaftar untuk bergabung di Recompound melalui formulir pendaftaran untuk mendapatkan akses ke fitur-fitur menarik dari Recompound. Yuk daftar sekarang! untuk informasi lainnya seputar dunia investasi saham, Anda bisa mengunjungi blog Recompound.id.