Rasio Solvabilitas: Pahami Tujuan dan Cara Menghitungnya
Rasio solvabilitas merupakan salah satu penilaian penting saat mulai berinvestasi. Memangnya, apa saja kegunaannya? Pelajari di sini, yuk!
Ketika ingin berinvestasi, Anda sebaiknya melakukan berbagai analisis keuangan untuk mempertimbangkan instrumen terbaik demi rencana keuangan jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan, salah satunya melalui rasio solvabilitas.
Namun, apa yang dimaksud dengan rasio tersebut dan bagaimana cara menghitungnya? Anda dapat mempelajari selengkapnya melalui tulisan ini.
Apa Itu Rasio Solvabilitas?
Pada dasarnya, rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur apakah sebuah perusahaan mampu membayar utang serta liabilitas jangka panjang mereka. Dengan kata lain, rasio ini merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan sebuah perusahaan melunasi utang jangka pendek maupun panjang dengan jaminan modal dan aset (aktiva) yang mereka miliki saat ini.
Biasanya, peminjam modal dan investor memperhitungkan rasio aset dan utang sebuah korporasi untuk mempertimbangkan apakah sebaiknya mereka menjalin hubungan bisnis dengan mereka.
Tujuan Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas memiliki peranan penting dalam analisis keuangan untuk berinvestasi secara jangka panjang, seperti yang dijabarkan pada bagian berikut:
1. Merangkum kondisi kesehatan finansial perusahaan
Fungsi pertama dari penghitungan rasio solvabilitas adalah untuk memeriksa kesehatan finansial sebuah perusahaan, terutama dari segi arus kas serta perbandingan antara besaran utang dengan aktiva.
Ketiga aspek tersebut menunjukkan performa sebuah perusahaan, sehingga makin tinggi angka rasionya, kreditur dan investor akan percaya bahwa emiten tersebut tetap dapat beroperasi dalam jangka panjang.
2. Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
Pinjaman dan utang jangka panjang dengan metode pembayaran kredit umumnya tidak terpisahkan dari suku bunga yang juga harus dibayar. Nah, rasio solvabilitas juga menunjukkan apakah sebuah perusahaan bisa melunasi tidak hanya nominal pokok utang mereka, tetapi juga besaran bunga yang dibebankan.
Karena itu, hal ini merupakan salah satu penentuan bagi pemberi modal yang menawarkan pinjaman kredit.
3. Memberikan informasi mengenai kesehatan neraca keuangan
Neraca keuangan merupakan sumber informasi mengenai semua kewajiban pembayaran sebuah perusahaan dan aset yang mereka miliki dalam sebuah laporan finansial. Dengan mengetahui rasio solvabilitas, Anda dapat mengecek apakah neraca keuangan emiten tersebut sudah seimbang atau belum. Sebab, neraca yang seimbang menandakan bahwa modal sebuah perusahaan masih mencukupi untuk kebutuhan operasional dan membayar utang.
4. Menampilkan perkiraan nominal pinjaman ketika jatuh tempo
Manfaat terakhir dan yang tidak kalah penting dari penghitungan rasio solvabilitas adalah transparansi mengenai jumlah pinjaman sebuah perusahaan. Bagian ini wajib diketahui oleh Anda selaku investor maupun kreditur karena Anda dapat memperkirakan jumlah pemasukan dari pembayaran utang kredit, terutama apabila perusahaan menawarkan bunga atau dividen sebagai bentuk pengembalian keuntungan.
Jenis Rasio Solvabilitas dan Cara Menghitungnya
Pada umumnya, rasio solvabilitas terdiri dari tiga jenis dengan metode penghitungan yang berbeda. Berikut adalah prinsip dasar serta rumus yang digunakan:
1. Debt Ratio
Metode pertama adalah debt ratio, atau rasio yang memperhitungkan besaran total hutang terhadap total aset perusahaan. Angka debt ratio yang lebih kecil menunjukkan bahwa total aktiva sebuah emiten dapat menutupi jumlah utang, sehingga investor akan lebih memilih perusahaan dengan rasio yang tidak terlalu besar.
Rumus debt ratio adalah Debt Ratio = (Total Utang) / (Total Aset).
2. Debt-to-Equity Ratio (DER)
Idealnya, sebuah perusahaan memiliki jumlah modal yang melebihi nominal utang, sehingga investor dan kreditur percaya bahwa besaran pinjaman yang dimiliki sesuai dengan kemampuan finansial emiten tersebut. Inilah yang menjadi bahan pertimbangan DER, atau rasio antara ekuitas dan liabilitas.
Rumus Debt to Equity Ratio (DER) = (Total Utang (Liabilitas) / Ekuitas) x 100%
3. Times Interest-Earned Ratio (TIE)
Terakhir, metode penghitungan TIE sebuah perusahaan memperhitungkan apakah sebuah perusahaan mampu melunasi bunga dari pinjaman. Singkatnya, rumus ini membagi laba emiten sebelum dipotong pajak serta bunga dengan besaran suku bunga. Berbeda dari debt ratio dan DER, angka TIE yang lebih tinggi membuktikan bahwa perusahaan dapat membayar bunga yang lebih tinggi, sehingga lebih ideal.
Rumus Times Interest-Earned Ratio adalah TIE = laba sebelum pembayaran pajak dan bunga / beban bunga x 100%
Bagaimana, Anda sudah memahami apa itu rasio solvabilitas dan pentingnya mengetahui besarannya? Sebelum memilih sebuah emiten demi tujuan investasi jangka panjang, sebaiknya Anda memperhitungkan besaran rasio tersebut untuk mengetahui kesehatan finansialnya, terutama dengan utang saat ini, serta memetakan performa masa depannya.
Baca juga: Memahami Rasio Rentabilitas dan Mengapa Penting untuk Kinerja Keuangan
Namun, untuk Anda yang merasa bingung saat harus menganalisis banyak informasi untuk investasi, tidak perlu khawatir! Anda dapat bergabung dengan Recompound untuk mendapatkan bantuan profesional, Anda dapat berinvestasi dengan lebih mudah dan nyaman.
Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah perjalanan investasi Anda dari sekarang dengan mengunjungi laman resmi Recompound.id dan mengisi formulir pendaftaran!