Klasifikasi Saham Berdasarkan Sektor: Strategi Terbaik Mengelola Risiko!
Klasifikasi saham berdasarkan 11 sektor di BEI: Strategi terbaik kelola risiko & maksimalkan keuntungan. Pahami di sini & sesuaikan dengan tujuan investasi Anda!
Pasar saham memang memberikan banyak pilihan perusahaan dari berbagai industri berbeda. Lantas, dari sekian opsi yang tersedia, seorang investor harus pintar memilih emiten saham yang paling menguntungkan dan sesuai dengan tujuan. Bagaimana cara memutuskan pilihan dari banyaknya opsi tersebut? Untuk mengelola risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan, BEI menggunakan klasifikasi saham berdasarkan sektor.
Klasifikasi Saham Berdasarkan Sektor di BEI
Ada sebelas klasifikasi saham berdasarkan sektor yang dapat Anda temukan di BEI. Apa sajakah itu? Berikut adalah daftar sektor dan contoh sahamnya!
1. Perindustrian
Sektor ini melibatkan perusahaan yang beroperasi di bidang produksi, manufaktur, dan distribusi barang fisik. Saham-saham di sektor ini antara lain ada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Jenis saham tersebut cenderung mengalami fluktuasi berdasarkan kondisi makroekonomi, seperti pertumbuhan GDP, karena kegiatan mereka erat kaitannya dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
2. Kesehatan
Berikutnya, ada klasifikasi saham dari industri kesehatan yang peluangnya cukup menarik. Saham di sektor kesehatan, seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), sering dianggap cukup defensif karena permintaan untuk produk kesehatan dan layanan biasanya konstan pada suatu negara, bahkan selama penurunan ekonomi sekalipun.
3. Keuangan
Klasifikasi saham sektor keuangan tentu akan melibatkan institusi bank hingga perusahaan asuransi. Contoh emiten saham yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Saham di sektor ini sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan suku bunga dan regulasi keuangan.
Baca juga: Intip Pergerakan Saham BBCA Saat Ini, Yuk!
4. Teknologi
Perusahaan teknologi juga digolongkan menjadi suatu klasifikasi tersendiri dalam BEI. Bahkan, peminat perusahaan ini pun mengalami kenaikan seiring bertambahnya waktu, terutama selepas pandemi Covid-19. Salah satu contoh perusahaan di sektor ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Meski mengalami pertumbuhan pesat, mereka mungkin akan lebih berisiko karena pasar yang sangat kompetitif dan perubahan teknologi yang cepat.
5. Properti
Siapa yang tidak tertarik berinvestasi di bidang properti? Bahkan, ketika investasi belum ramai diperbincangkan orang, properti sudah jadi bentuk simpanan yang dimanfaatkan oleh generasi-generasi lampau.
Sektor ini melibatkan perusahaan-perusahaan yang memiliki, mengembangkan, atau menjual real estate, seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (DSE). Saham dalam sektor ini bisa sangat sensitif terhadap suku bunga karena suku bunga yang lebih rendah sering mendorong pembelian properti.
6. Barang Baku
Bidang satu ini mencakup perusahaan-perusahaan yang berfokus pada produksi sumber daya alam, misalnya seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Saham tersebut seringkali sangat dipengaruhi oleh harga komoditas global dan kebijakan perdagangan. Sehingga, investor yang memutuskan untuk bergabung di ranah ini harus mengetahui betul akan kemungkinan risikonya.
7. Energi
Sektor energi tentunya mencakup perusahaan seperti PT Pertamina (Persero), meski mereka belum terdaftar. Sehingga, beberapa perusahaan lain yang tergabung dalam klasifikasi ini pastinya berfokus pada produksi dan distribusi sumber energi. Sahamnya sering berfluktuasi berdasarkan harga energi global dan kebijakan pemerintah terkait energi.
8. Barang Konsumsi Primer
Klasifikasi saham berikutnya mungkin sudah sangat akrab di kehidupan sehari-hari kita. Barang konsumsi primer ini antara lain mencakup PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang memproduksi barang-barang kebutuhan utama konsumen. Saham ini cenderung lebih stabil ketika dihadapkan dengan penurunan ekonomi karena permintaan selalu ada.
9. Barang Konsumsi Non-primer
Klasifikasi barang konsumsi non-primer ini melibatkan perusahaan seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang memproduksi barang-barang untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Kinerja saham ini sangat terkait dengan kondisi makroekonomi, sehingga Anda harus berhati-hati dengan keputusan ekonomi yang berlaku.
Baca juga: Daftar Saham Consumer Goods Menarik
10. Transportasi dan Logistik
Melibatkan perusahaan seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), klasifikasi saham di sektor ini tentunya mencakup perusahaan layanan transportasi. Sektor ini sangat dipengaruhi oleh faktor global, seperti harga bahan bakar dan kondisi perdagangan global. Mengingat kenaikan harga bahan bakar terus terjadi, Anda harus berhati-hati apabila ingin berinvestasi di sini.
11. Infrastruktur
Perusahaan seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) adalah salah satu dari sekian contoh bisnis yang tergabung dalam sektor infrastruktur. Proyek-proyek infrastruktur biasanya memiliki skala besar dan jangka panjang. Tidak heran bila saham di sektor ini dapat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan pembangunan ekonomi.
Dari sebelas klasifikasi saham yang terdapat di BEI, kira-kira mana emiten saham yang akan Anda beli untuk mulai berinvestasi? Jika Anda masih ragu-ragu atau tidak memiliki banyak waktu, manfaatkan saja layanan dari Recompound. Bersama kami, Anda bisa mendapatkan informasi investasi yang berkualitas supaya Anda dapat berinvestasi dengan lebih baik. Jangan khawatir soal biaya karena Recompound hanya akan menetapkan biaya setelah Anda memperoleh keuntungan. Mari daftarkan diri Anda di sini!